JAKARTA, CyberTipikor — Program “Polantas Menyapa” dan transformasi digital penegakan hukum melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) menjadi dua langkah strategis Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dalam mewujudkan Polri yang Presisi — Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan.
Program Polantas Menyapa merupakan wujud transformasi kultural yang menekankan pelayanan publik yang lebih humanis, ramah, dan responsif. Melalui pendekatan ini, Polantas berupaya mengubah citra dari sekadar penindak menjadi pelayan, penolong, dan mitra masyarakat di jalan.
Selain itu, anggota Polantas didorong untuk hadir secara nyata di lapangan, terutama di titik-titik rawan kemacetan dan kecelakaan, dengan sikap ramah dan sopan. Program ini juga membangun sinergi dengan masyarakat, termasuk komunitas ojek online, dalam menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas.
Sementara itu, pada aspek penegakan hukum, Korlantas Polri terus memperkuat transformasi digital melalui sistem ETLE, yang berbasis pada teknologi informasi dan hukum ITE. Sistem ini menggantikan tilang manual dengan penindakan berbasis kamera CCTV (ETLE statis) maupun kamera portabel (ETLE mobile).
Penerapan ETLE juga menjadi langkah nyata pencegahan korupsi karena mengurangi interaksi langsung antara petugas dan pelanggar. Bahkan, pengembangan teknologi ETLE kini telah melibatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan Face Recognition (FR) untuk mendeteksi pelanggaran secara otomatis.
Kakorlantas Polri menyampaikan apresiasi terhadap peningkatan teknologi ini sebagai lompatan besar menuju sistem penegakan hukum lalu lintas yang modern, transparan, dan efisien.
Dengan sinergi antara pendekatan humanis Polantas Menyapa dan penegakan hukum digital ETLE/ITE, Polri terus melangkah menuju pelayanan lalu lintas yang profesional, modern, dan terpercaya, sejalan dengan semangat Polri Presisi.
(Bidhumas Polri)
0 Komentar