Jamran Jatinunggal 2025: Membentuk Karakter Tanpa Membebani


SUMEDANG, CyberTipikor –
Kwartir Ranting (Kwaran) Jatinunggal tengah bersiap menggelar Jambore Ranting (Jamran) pada 11–14 Agustus 2025 mendatang. Kegiatan ini dirancang sebagai ajang pembinaan karakter, kemandirian, dan kepemimpinan bagi peserta didik di wilayah Jatinunggal, dengan semangat kebersamaan dan inklusivitas sebagai fondasi utama.

Namun, menjelang pelaksanaan kegiatan, muncul informasi yang mengaitkan kegiatan ini dengan dugaan pungutan. Untuk itu, pihak Kwaran merasa perlu meluruskan informasi agar publik mendapat pemahaman yang utuh dan berimbang.

Berangkat dari Musyawarah, Bukan Paksaan

Ketua Kwaran Kecamatan Jatinunggal, Iah, S.Pd., M.Pd, menyampaikan bahwa pembiayaan Jamran tidak lahir dari kebijakan sepihak, melainkan dari hasil musyawarah bersama orang tua siswa bersama Komite Sekolah. Dalam forum tersebut, orang tua menyepakati kontribusi sukarela guna mendukung keberlangsungan kegiatan.

“Kami sangat terbuka. Semua dibicarakan secara demokratis dengan orang tua. Namun pada pelaksanaannya, kami sangat memahami bahwa tidak semua keluarga berada dalam kondisi ekonomi yang sama,” ujar Iah

Ia menambahkan, dalam praktiknya, tidak semua orang tua dapat memenuhi kontribusi yang telah disepakati. Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi siswa untuk ikut serta dalam Jamran.

“Kami tidak pernah memaksa, apalagi mewajibkan. Prinsip kami sederhana: jika anak-anak ingin ikut dan memiliki semangat belajar, kami dukung sepenuhnya. Tidak ada beban,” tegasnya.

Kegiatan Bernilai Edukatif dan Membumi

Jamran bukan sekadar kegiatan kemah atau berkumpul di alam terbuka. Lebih dari itu, kegiatan ini dirancang sebagai wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan, di mana peserta akan belajar tentang kedisiplinan, kerja sama tim, tanggung jawab, serta cinta lingkungan dan bangsa.

Beragam kegiatan telah disiapkan oleh para pembina, mulai dari pelatihan baris-berbaris, lomba keterampilan pramuka, hingga kegiatan sosial dan bakti lingkungan. Semua itu disusun untuk membentuk anak-anak yang tangguh, peduli, dan berjiwa gotong royong.

Semangat Inklusifitas, Pendidikan untuk Semua

Keputusan Kwaran dan para guru untuk tetap menerima siswa dari keluarga kurang mampu tanpa pungutan merupakan cermin dari pendidikan yang inklusif dan berkeadilan. Hal ini sejalan dengan semangat dasar gerakan Pramuka: membentuk manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, dan bertanggung jawab kepada bangsa dan negara.

“Kami percaya bahwa semangat kepramukaan adalah milik semua anak, bukan hanya yang mampu secara ekonomi. Karena itu, kami membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin ikut,” tambah Adang.

Membangun Sinergi Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat

Pelaksanaan Jamran Jatinunggal juga memperlihatkan bagaimana sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat menghasilkan kegiatan yang bermanfaat tanpa harus bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah. Melalui pendekatan partisipatif, Kwaran Jatinunggal membuktikan bahwa kegiatan besar bisa tetap terlaksana dengan prinsip kebersamaan.

Jamran Jatinunggal 2025 adalah bukti bahwa pendidikan karakter bisa dijalankan tanpa tekanan dan tanpa diskriminasi. Dengan pendekatan yang humanis dan partisipatif, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi kawasan lain dalam menyelenggarakan pendidikan berbasis nilai dan semangat kebangsaan.

(Red - Tim)

Posting Komentar

0 Komentar