Sidik Jafar Gelar Workshop Golkar, Bayang-Bayang Ijazah Palsu Masih Membuntuti


SUMEDANG, CyberTipikor –
Di tengah riuh tuduhan penggunaan ijazah palsu yang menjerat namanya, Ketua DPD Golkar Kabupaten Sumedang, Sidik Jafar, tampil percaya diri. Alih-alih pasif, Sabtu (16/8/2025) ia justru memimpin langsung workshop sosial kemasyarakatan yang digelar Golkar bertepatan dengan HUT ke-80 RI.

Workshop bertema “Suara Rakyat Suara Golkar, Bersama Golkar Indonesia Maju” ini menghadirkan ratusan kader dan diwarnai senam massal serta gerak jalan santai bersama 1.100 warga RW 05 Kelurahan Pasanggrahan. Bagi publik, acara ini bisa dibaca sebagai upaya Sidik menunjukkan eksistensinya di tengah tekanan isu hukum yang membelit.

Tuduhan Ijazah Palsu Belum Terjawab

Meski tampak tenang, sorotan publik terhadap Sidik belum mereda. Kasus dugaan penggunaan ijazah palsu yang menyeretnya masih menggantung. Dari penelusuran ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), nomor ijazah yang diklaim Sidik tak tercatat dalam basis data resmi. Hal ini memperkuat keraguan apakah dokumen pendidikan yang ia gunakan sah atau tidak.

Ironisnya, hingga kini belum ada klarifikasi terbuka dari Sidik maupun pihak universitas terkait keabsahan ijazah tersebut. Diamnya Sidik memberi ruang bagi spekulasi, sementara Golkar Sumedang terus berusaha menampilkan dirinya sebagai partai yang solid di bawah kepemimpinannya.

Politik Karya atau Panggung Pencitraan?

Dalam sambutannya, Sidik menyebut momen kemerdekaan sebagai pengingat perjuangan yang belum selesai. Ia menekankan pentingnya kebersamaan dan keberpihakan pada rakyat. Namun, di balik retorika itu, publik tetap menuntut transparansi atas isu ijazah yang bisa memengaruhi legitimasi kepemimpinannya.

“Momentum HUT RI ke-80 ini mengingatkan kita bahwa perjuangan belum selesai. Golkar konsisten hadir di tengah masyarakat, mengawal pembangunan, dan berjuang bersama rakyat menuju Indonesia lebih maju,” ujar Sidik.

Pernyataan tersebut kontras dengan fakta bahwa dirinya kini sedang menghadapi pertanyaan serius: apakah ia benar-benar memiliki legitimasi akademik seperti yang selama ini diklaim?

Rakyat Bisa Membaca

Workshop yang dipenuhi tawa dan semangat kebersamaan seakan ingin menunjukkan bahwa Sidik tetap kuat di hadapan tuduhan. Namun, publik bukan sekadar penonton pasif. Rakyat tahu membedakan mana pemimpin yang menjawab isu dengan transparansi, dan mana yang sekadar menutupinya dengan keramaian acara.

Sidik Jafar memilih menjawab badai dengan kegiatan sosial. Tetapi bayang-bayang dugaan ijazah palsu masih membuntuti dan selama itu belum terjawab, langkah politiknya tetap rapuh di mata hukum dan publik.

(Rahmat)

Posting Komentar

0 Komentar