SUMEDANG, CyberTipikor – Program ketahanan pangan Desa Sukamanah, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang, yang menggunakan anggaran lebih dari Rp200 juta kini menjadi sorotan. Pasalnya, realisasi program pengadaan ternak domba dinilai tidak transparan dan menimbulkan berbagai pertanyaan di masyarakat.
Berdasarkan hasil penelusuran tim di lapangan, dari rencana 55 ekor domba, hingga kini baru terealisasi 32 ekor. Dari jumlah tersebut, terdiri atas 5 ekor jantan dengan harga satuan Rp2.250.000 dan 27 ekor betina dengan harga Rp1.800.000, dengan total pembelanjaan Rp59.850.000. Artinya, masih ada 23 ekor domba yang belum direalisasikan.
Bandar domba berinisial D, yang dikonfirmasi terkait pembayaran, tidak memberikan jawaban pasti. Ketika ditanya nominal uang yang diterima, ia justru meminta tim menghitung sendiri. Sikap tersebut menimbulkan kejanggalan, karena umumnya pelaku transaksi akan mengingat besaran pembayaran yang diterima.
Saat tim mengecek ke sejumlah penerima bantuan di Dusun Ciurug RT 03 RW 04, ditemukan berbagai keluhan.
- Pa Anang/Bu Wati menerima 2 ekor (jantan dan betina),
- Pa Idik menerima 1 ekor jantan,
- Pa Ajum/Ibu Disoh menerima 2 ekor betina, namun domba dalam kondisi sakit mata,
- Pa Oo/Bu Wati menerima 3 ekor (2 betina dan 1 jantan),
- Pa Tarsidi menerima 1 ekor betina, dan
- Pa Deni menerima 2 ekor betina.
Mayoritas penerima mengeluhkan ukuran domba yang kecil dan kaget saat mengetahui harga per ekor betina mencapai Rp1.800.000. Menurut warga, harga domba dengan ukuran serupa di wilayah mereka hanya berkisar Rp500.000–Rp700.000. Lebih ironis, sebagian penerima bahkan tidak mengetahui bahwa bantuan domba tersebut berasal dari program ketahanan pangan yang dikelola oleh BUMDes Sukamanah.
Beberapa warga sempat menolak menerima domba karena ukurannya yang terlalu kecil. Namun, Ketua BPD Pa Lili, meminta mereka untuk tetap menerima bantuan tersebut terlebih dahulu.
Terdapat pula perbedaan data harga antara pihak bandar domba dan Ketua BUMDes Heri.
Bandar menyebut harga betina Rp1.800.000, sedangkan Ketua BUMDes mengaku Rp1.875.000 per ekor. Untuk harga jantan, Ketua BUMDes belum memberikan jawaban.
Seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sukamanah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya tidak dilibatkan dalam pelaksanaan program.
“Sampai saat ini kami di BPD belum tahu dibelikan berapa ekor domba, kandangnya di mana, atau siapa saja penerimanya,” ungkapnya kepada Tim Investigasi CyberTipikor.
Dugaan ketidakterbukaan informasi serta perbedaan data harga dan jumlah ternak ini menimbulkan tanda tanya besar soal tata kelola anggaran ketahanan pangan Desa Sukamanah. Masyarakat berharap pihak terkait, termasuk aparat pengawasan, segera melakukan penelusuran lebih lanjut agar program tersebut benar-benar bermanfaat dan tidak merugikan warga.
(Tim Investigasi)

0 Komentar