KUNINGAN, – (CT)Cyber Tipikor //
Penemuan mayat di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada Rabu (29/10/2025) sore mengejutkan publik. Polsek Cilimus Polres Kuningan segera melakukan langkah cepat dengan menggelar konsolidasi lintas instansi di jalur pendakian Linggajati, Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, malam harinya.
Konsolidasi yang berlangsung di Kopi Kaula tersebut dihadiri sejumlah unsur dari kepolisian, petugas TNGC, BPBD, relawan, hingga perangkat desa. Pertemuan dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, dipimpin langsung oleh Kapolsek Cilimus, AKP Mohamad Faisal, S.H.
Dalam forum itu, petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menjelaskan kronologi awal penemuan mayat oleh tim SMART Patrol yang tengah berpatroli di area Grid 11K–12K. Tim menemukan sesosok jasad pria yang diperkirakan telah meninggal lebih dari seminggu.
Lokasi penemuan berada sekitar 200 meter ke arah utara dari jalur puncak Linggajati, dengan koordinat X: 213937 dan Y: 9237251. Kondisi tubuh korban ditemukan tanpa identitas dan dalam keadaan mengenakan celana pendek tanpa pakaian, serta membawa terminal kabel, sarung, dan baju jas warna biru.
Dari hasil identifikasi sementara, korban berjenis kelamin laki-laki, berusia sekitar 30–40 tahun. Tidak ada tanda-tanda pendaki seperti perlengkapan gunung, sehingga dugaan sementara korban bukanlah pendaki resmi.
Pihak BTNGC menyebutkan bahwa patroli SMART ini merupakan bagian dari kegiatan rutin selama empat hari di kawasan hutan. “Kami menemukan jasad itu dalam perjalanan menuju titik Grid 12K,” ungkap salah satu anggota tim patroli, Isna Farhanuddin.
Sementara itu, pihak BPBD Kabupaten Kuningan menyatakan siap mendukung proses evakuasi. “Kami menunggu instruksi dan arahan teknis dari kepolisian, karena medan cukup sulit,” kata perwakilan BPBD.
Komunitas AKAR yang turut aktif dalam kegiatan pendakian juga memberikan masukan. Mereka menegaskan, berdasarkan data dari pos pendakian Linggajati dan Linggasana, tidak ada laporan pendaki yang hilang.
“Kalau dilihat dari ciri-cirinya, korban ini bukan pendaki biasa. Evakuasi akan sulit karena kondisi medan dan lokasi yang cukup ekstrem,” ujar salah satu anggota AKAR.
Kasat Reskrim Polres Kuningan IPTU Abdul Azis menyampaikan bahwa langkah lanjutan akan ditentukan berdasarkan hasil identifikasi. “Ada dua opsi, apakah korban akan dikebumikan di lokasi atau dievakuasi ke bawah,” katanya.
Kapolsek Cilimus menegaskan, penanganan kasus ini merupakan operasi kemanusiaan yang memerlukan sinergi berbagai pihak. “Kami sudah siapkan langkah awal, termasuk pembentukan tim pendahulu (advance team) untuk menuju lokasi,” ucap AKP Faisal.
Ia juga menambahkan bahwa proses identifikasi lanjutan akan dilakukan setelah tim gabungan terbentuk. “Kami harus memastikan keselamatan tim evakuasi, mengingat lokasi cukup berat,” tambahnya.
Dari hasil rapat tersebut, disepakati pembentukan tim gabungan yang melibatkan unsur TNI, Polri, BPBD, Basarnas, TNGC, dan relawan. Evakuasi direncanakan dilakukan segera setelah kondisi lapangan memungkinkan.
Kegiatan konsolidasi berakhir dengan komitmen bersama untuk melanjutkan koordinasi teknis di lapangan. “Setiap perkembangan akan kami laporkan secara berjenjang,” tutup Kapolsek.
Peristiwa ini menjadi perhatian masyarakat, terutama para pendaki dan pecinta alam. Aparat berharap proses evakuasi berjalan lancar dan identitas korban dapat segera diketahui.


0 Komentar