SUMEDANG, CyberTipikor – Program ketahanan pangan Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, tahun 2024 yang dialokasikan untuk budidaya ayam petelur kini terhenti sementara. Program yang dibiayai melalui dana ketahanan pangan desa tersebut semula ditujukan untuk mendukung ketahanan ekonomi masyarakat melalui peternakan ayam petelur skala kecil.
Kepala Desa Pajagan, Rohaetin, membenarkan bahwa kegiatan ternak ayam petelur saat ini dihentikan untuk sementara waktu. “Penghentian dilakukan sebagai bagian dari evaluasi karena ayam dianggap kurang produktif. Pertama, ayam akan diremajakan, dan kedua kandang perlu diperbaiki. Dari hasil evaluasi, salah satu penyebab produktivitas menurun adalah kondisi kandang yang kurang memadai,” jelasnya, Rabu (29/10/2025).
Dari total anggaran untuk 500 ekor ayam petelur, realisasi di lapangan hanya mencapai 400 ekor, sedangkan anggaran untuk 100 ekor lainnya dialokasikan untuk biaya pakan dan pemeliharaan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, nilai anggaran per ekor ayam mencapai Rp120.000. Artinya, total alokasi anggaran untuk pembelian ayam mencapai sekitar Rp60 juta.
Rohaetin menambahkan, ayam yang sebelumnya dipelihara telah ditarik oleh pihak penyuplai dan akan diganti dengan ayam baru yang lebih produktif. “Kami masih menunggu pengiriman ayam pengganti dari penyuplai. Semua proses masih berjalan sesuai ketentuan dan akan terus kami awasi,” ujarnya.
Namun, hasil penelusuran tim menunjukkan bahwa penghentian program ini menimbulkan sejumlah pertanyaan di kalangan masyarakat. Beberapa warga mempertanyakan efektivitas penggunaan dana serta kondisi fasilitas yang dinilai belum memadai sejak awal pelaksanaan. Sejumlah sumber juga menyebutkan bahwa kendala utama berasal dari desain kandang yang kurang sesuai standar, serta pengelolaan pakan dan perawatan ayam yang belum optimal.
Pihak Pemerintah Desa Pajagan menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh agar program ketahanan pangan dapat kembali berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Masyarakat berharap adanya transparansi dalam penggunaan anggaran dan pelaporan hasil kegiatan, agar tidak menimbulkan spekulasi di kemudian hari.
(Tim Investigasi CyberTipikor)
.

0 Komentar