Jalan Dikeruk, Hotmix Tak Kunjung Datang: Warga Keluhkan Lambannya Pekerjaan, Risiko Kecelakaan Mengintai


SUMEDANG, CyberTipikor –
Keluhan warga kembali mencuat terkait lambannya kelanjutan pekerjaan pengaspalan (hotmix) pada ruas Jalan Wado (SP. Krisik) – Batas Sumedang/Majalengka. Pasca dilakukan pengerukan aspal lama atau cold milling, kondisi jalan dibiarkan terbuka dalam waktu cukup lama, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan hingga potensi kecelakaan lalu lintas.

Pantauan di lapangan menunjukkan, permukaan jalan yang telah dikupas tampak bergelombang, licin saat hujan, serta menyisakan perbedaan elevasi yang berbahaya bagi pengendara, khususnya sepeda motor. Beberapa warga mengaku harus ekstra hati-hati saat melintas, terutama pada malam hari.

“Jalannya sudah dikeruk, tapi hotmix-nya belum juga dikerjakan. Kalau hujan licin, kalau kering berdebu. Sudah ada beberapa pengendara hampir jatuh,” ujar salah seorang warga setempat kepada awak media.

Cold Milling Sudah Dilakukan, Tapi Tahapan Lanjutan Dipertanyakan

Secara teknis, pengerukan atau cold milling merupakan metode standar dalam pekerjaan pemeliharaan jalan. Proses ini bertujuan mengupas lapisan aspal lama yang rusak agar lapisan hotmix baru dapat menempel secara optimal dan merata.

Cold milling memiliki sejumlah tujuan utama, di antaranya:

  • Menjaga ketinggian jalan agar tidak terus naik akibat pelapisan ulang berulang.
  • Menghilangkan retakan, gelombang, dan kerusakan permukaan aspal lama.
  • Menciptakan tekstur kasar untuk meningkatkan daya rekat hotmix baru.
  • Efisiensi material, karena hasil kerukan dapat didaur ulang (reclaimed asphalt pavement).

Namun dalam praktiknya, tahapan ini seharusnya segera diikuti dengan pekerjaan lanjutan seperti pembersihan, penyemprotan lapis perekat (tack coat), dan penghamparan hotmix. Jika jeda terlalu lama, justru berpotensi menurunkan kualitas hasil akhir dan membahayakan pengguna jalan.

Proyek Bernilai Miliaran, Warga Minta Akuntabilitas

Berdasarkan papan informasi proyek di lokasi, pekerjaan ini merupakan Pemeliharaan Berkala Jalan yang berada di bawah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, melalui UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan IV.

Proyek tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp3.400.376.331, bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2025, dengan penyedia jasa CV. AL-Fahri, serta konsultan pengawas PT. Secon Dwitunggal Putra KSO PT. Nusa Karya Pembangunan. Masa pelaksanaan tercantum selama 40 hari kalender, dengan masa pemeliharaan 365 hari kalender.

Kondisi di lapangan memunculkan pertanyaan publik: apakah jeda waktu antara pengerukan dan pengaspalan telah diperhitungkan secara matang dalam manajemen pekerjaan, serta sejauh mana pengawasan dilakukan agar keselamatan pengguna jalan tetap terjaga.

Potensi Risiko Keselamatan dan Mutu Pekerjaan

Pengamat konstruksi jalan menyebutkan bahwa permukaan hasil cold milling yang terlalu lama dibiarkan terbuka dapat mengalami kontaminasi debu, air, dan kotoran. Hal ini berpotensi mengurangi daya rekat lapisan hotmix baru, sekaligus meningkatkan risiko kecelakaan selama masa transisi pekerjaan.

Warga berharap pihak pelaksana dan instansi terkait segera mempercepat tahapan lanjutan atau setidaknya melakukan pengamanan tambahan, seperti rambu peringatan yang memadai, pengaturan lalu lintas, dan perataan sementara pada titik-titik rawan.

Harapan Publik

Masyarakat menegaskan tidak menolak pembangunan, namun meminta pekerjaan dilakukan secara profesional, terukur, dan mengutamakan keselamatan.

“Kami mendukung perbaikan jalan, tapi jangan sampai kami jadi korban karena pekerjaan yang setengah-setengah,” tegas warga lainnya.

Hingga berita ini ditayangkan, belum diperoleh keterangan resmi dari pihak pelaksana terkait alasan lamanya jeda antara pengerukan dan pengaspalan. Tim redaksi akan terus memantau perkembangan pekerjaan di lapangan sebagai bentuk kontrol sosial dan informasi kepada publik.

Redaksi membuka ruang hak jawab dari pihak terkait untuk memberikan keterangan.

(Rahmat Setiawan - Tim FMST)

Posting Komentar

0 Komentar